Kamis, 07 November 2019

Sindiran Iwan Fals Terhadap Pilkada DKI Jakarta

Sudah banyak diketahui bahwa, Iwan Fals merupakan musisi yang punya kepedulian terhadap keadaan sosial politik Indonesia. Terutama melalui lagu-lagunya yang punya kekuatan kritis dan akhirnya menjadi identifikasi diri kebanyakan orang kecil.

Dalam momentum Pilkada DKI Jakarta, Iwan Fals juga sering melontarkan pernyataan dan pertanyaan seputarnya. Meskipun Iwan Fals bukan orang Jakarta, dia tetap saja membahasnya sambil sesekali membuat poling atau jajak pendapat melalui twitter.

Meskipun jumlah pengikutnya hampir sejuata, tetapi yang mengikuti poling berkisar di angka dua ribuan. Dalam sebuah poling yang dibuat oleh Iwan Fals, dia menulis:
"Pilpres DKI"

Jajak pendapat alias poling yang dimunculkan oleh Iwan Fals yang diberi Judul 'Pilpres DKI' tersebut tidak memunculkan nama atau nomor urut calon, yang ditanyakan adalah jumlah putarannya. Dengan gaya khasnya, Iwan Fals tidak serius dalam memunculkan poling, pilihan jawaban yang disediakan ada empat yaitu:
a) 1 putaran
b) 2 putaran
c) muter2
d) (emoticon senyum).

4.207 pengikut yang berpartisipasi dalam poling tersebut. Hasil akhir poling, 52% dari responden berpendapat bahwa Pilpres, eh Pilkada DKI Jakarta berlangsung satu persen. Yang memilih 2 putaran sebanyak 15%. Tidak sedikit pula yang memilih 'muter2' yaitu sebanyak 26%, sementara 6% lainnya memilih tertawa.

Dalam cuitan selanjutnya, Iwan Fals mengklarifikasi bahwa dia menulis 'Pilpres DKI' karena Pilkada DKI serasa pilpres.

Memang, strategisnya Ibu Kota Jakarta, membuat tokoh-tokoh negeri ini mencurahkan perhatian yang berlebih pula. Begitu juga denan media. Itu urusan orang di DKI Jakarta, kalau cuma urusan komentar di media sosial sih tidak apa-apa. Sebagaian orang yang 'lebay' justru memunculkan aksi nyata.

Para calon yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta adalah orang-orang dengan kapasitas nasional. Orang-orang yang berpengaruh dan mendukung calon juga para pemimpin negari. SBY, Presiden Keenam Republik Indonesia jelas mendukung Agus Harimurti Yudhoyono, calon gubernur DKI Jakarta nomor satu. Ahok-Djarot didukung oleh partai penguasa. Selanjutnya, Anis-Sandi didukung penuh oleh Ketum Gerindra yang juga calon presiden lawan Jokowi dalam pilpres lalu. Anies juga kelasnya nasional karena pernah menjadi menteri pendidikan.

Selain itu, sindiran Iwan Fals terhadap Pilkada DKI yang serasa pilpres adalah prosesnya yang sama. Sama-sama panas.